Oleh
Siti
Subekti
NIM.
09301241018
Aliran-aliran
dalam filsafat dapat diberi nama tergantung dari obyeknya, tokohnya, atau
sesuai sifatnya.
- Aliran filsafat yang diberi nama
tergantung dari obyeknya
Contoh:
filsafat yang obyeknya berupa benda-benda alam disebut filsafat alam.
-
Aliran filsafat yang diberi nama tergantung
dari tokohnya
Contoh:
Hegealisme merupakan aliran filsafat yang dipelopori oleh Hegel. Ia berpendapat
bahwa segala yang ada dan mungkin ada berjarak.
-
Aliran filsafat yang diberi nama tergantung
dari sifatnya
Contoh:
sifat benda dalam pikiran adalah ideal, maka filsafat yang berhubungan dengan
pikiran diberi nama idealism.
Ideal
itu tetap, sehingga alirannya sesuai dengan Permenidesisme. Oleh karena itu, pikiran
Plato sejalan dengan Permenides. Bilangan itu tetap karena ada di pikiran.
Namun jika berada di luar pikiran, bilangan itu plural. Contohnya, bilangan 5
itu ada yang besar, ada yang kecil, bilangan 5 ini, bilangan 5 itu. Bilangan
yang bersifat plural ini sesuai dengan aliran realism, dengan tokohnya
Aristoklien.
Selain
cara penamaan aliran di atas, filsafat juga dapat diberi nama sesuai dengan
aktivitasnya. Misalnya filsafat yang dimulai dengan bertanya disebut dialektik.
Tokoh dari aliran ini adalah Socrates.
Suatu
aliran filsafat yang meyakini bahwa yang benar hanya satu, maka aliran ini
disebut monoisme. Berdasarkan aliran ini, maka tidak lain dan tidak bukan bahwa
yang benar itu hanya Tuhan.
Suatu
aliran filsafat yang meyakini bahwa sesuatu yang bernilai benar itu banyak maka
aliran ini disebut pluralism. Jika sesuatu yang bernilai benar itu banyak, maka
berkaitan dengan urusan dunia. Namun jika berurusan dengan hati, maka sesuatu
yang benar itu hanya satu.
Suatu
aliran yang meyakini bahwa sesuatu yang bernilai benar itu ada dua, maka aliran
ini disebut dualism. Dualisme ini biasanya bernilai benar salah, baik buruk,
dan sebagainya. Masyarakat Indonesia pada umumnya menganut aliran ini, yaitu
hanya dapat menggunakan baik atau buruk. Masayarakat Indonesia kurang terampil
membuat penjelasan dari sesuatu hal yang terletak di antara baik dan buruk.
Suatu
aliran yang meyakini bahwa sesuatu yang benar itu adalah diri sendiri disebut
subyektifisme. Sedangkan suatu aliran yang mengakui pendapat orang lain selain
meyakini diri sendiri yang benar disebut obyektifisme. Untuk memahami
aliran-aliran ini, bukanlah hal yang sederhana. Namun melalui tahap-tahap yang
panjang, termasuk abstraksi.
Determinisme. Manusia tidak dapat lepas dari to determine (menentukan). Contoh dari to determine ini adalah ketika memilih baju untuk digunakan. Ketika
itu, kita to determine atau
menentukan nasib baju kita. Dari aliran ini, maka dapat diketahui bahwa
determine absolute adalah Tuhan. Manusia yang memiliki hobi mennetukan sifat
disebut determining. Contohnya adalah
manusia yang suka mengatur, misalnya ini coret saja, ini pindah ke sana, ini
kurangi, ini tambahi, dll. Filsafat yang memiliki gambaran seperti ini disebut
determinisme. Selain filsafat ini, ada aliran filsafat yang berpandangan bahwa
sesuatu yang benar itu berasal dari yang berkuasa. Aliran ini disebut
otoritarianisme. Jika kita melihat atau memikirkan, maka kita sedang determine. Determine sejalan dengan
reduksi (memilih). Kodrat manusia adalah memilih dan dipilih. Kodrat ini telah
ada sejak kita klahir, yaitu kita lahir dari rahim siapa, itu sudah ditentukan
Tuhan, kita tidak bisa memilih. Reduksi dan determine merupakan metode yang
sangat ampuh tetapi sekaligus berbahaya dan merugikan. Misalkan kita menatap
suatu obyek, maka kita kehilangan kesempatan untuk memandang yang lain. Padahal
obyek yang lain memiliki kesempatan yang sama untuk dipandang. Hal ini bersifat
reduksi sekaligus determine. Determine sangat berbahaya jika menutupi sifat
yang lain.
Dalam
perkuliahan, duduk sama rendah memiliki arti bahwa dosen dan mahasiswa memiliki
kedudukan yang sama dalam hal mencari kebenaran. Oleh karena itu, perkuliahan
tidak dalam proses memberi filsafat, namun hanya menyediakan fasilitas.
Berfilsafat tidak bisa menggunakan metode yang instan. Filsafat itu hidup, maka
untuk mempelajarinya harus menggunakan metode hidup. Metode hidup berarti
bergaul, berinteraksi, membaca terus menerus. Kita hidup karena berinteraksi
dengan udara, meski dalam keadaan tidur. Filsafat tidak dapat dihafalkan, tetapi
harus didalami tiap-tiap kata yang ada di dalamnya.
Filsafat
yang mengakui bahwa hal yang benar itu berasal dari dewa disebut
transendentalisme. Yang dimaksud dewa dalam hal ini adalah orang yang
dimensinya lebih tinggi setingkat dari orang atau obyek lain yang ada di
bawahnya. Misalnya, seseorang menjadi dewa bagi adiknya, guru merupakan dewa
bagi muridnya, dll. Koruptor merupakan dewa juga sehingga penangkapan koruptor
hanya dapat dilakukan oleh dewa juga, yaitu KPK. Oleh karena itu dewa merupakan
setiap apa yang ada dan yang mungkin ada terhadap sifat-sifatnya. Dahulu, orang
Jawa jika ingin bertemu dewa harus naik gunung terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode tradisional untuk memahami dewa. Mahasiswa tidak ikut dalam
rapat jurusan karena itu rapat para dewa, apalagi sidang kabinet. Orang yang
dapat ke sana adalah orang yang terpilih dan memiliki kemampuan yang luar
biasa. Dalam pewayangan, orang-orang ini digambarkan sebagai Arjuna, Gatutkaca,
Antasena, dll, yang mampu naik ke kahyangan, yang biasanya juga merupakan
keturunan dewa.
Salah
satu yang dipelajari dalam filsafat adalah cara komunikasi para dewa sehingga
belajar filasafat tidak mudah karena berdimensi-dimensi. Jika orang mawam
mengatakan makan dengan mangan, maem, madang, maka untuk para dewa digunakan
istilah dhahar. Jika orang awan memanggil orang yang lebih tua dengan kata
panjenengan, sampeyan, maka untuk memanggil raja digunakan istilah sampeyan
dalem. Jika kita mengatakan “kula nitih kreta”, berarti kita tidak tahu tata
karma karena menggunakan bahasa dewa untuk diri sendiri. Orang yang tidak tahu
tata karma adalah orang yang paling bodoh karena tata karma itu ilmu. Oleh
karena itu, berfilsafat itu bersopan santun kepada yang ada dan yang mungkin
ada.
Suatu
aliaran filsafat yang meyakini bahwa seseorang yang benar itu adalah seseorang
yang beruntung, maka aliran ini disebut kapitalisme. Penjelasan dalam buku
tidak sesederhana ini. Seperti Matematika, suatu hal benar saat dipikirkan,
namun ketika diucapkan atau ditulis dapat bernilai salah. Empat tidak sama
dengan empat. Hal ini benar ketika dipikirkan, namun ketika diucapkan salah.
Filsafat itu terbatas, ucapan pertama berbeda dengan ucapan kedua. Oleh karena
itu filsafat berhukum kontradiksi, yaitu berbeda.
Dalam
filsafat, jika sekelompok orang tidak bertanya, tidak berpikir, dan ditanya
tidak bisa, maka sekelompok orang itu dianggap tidak ada.
Apakah ada istilah lain yang dapat
digunakan untuk menggantikan kata “dewa”?
Kata
“dewa” merupakan kata yang tepat untuk mewakili sifat-sifat yang ada. Filsafat
menggunakan bahasa analog, bahasa yang lebih tinggi dari bahasa kiasan. Jika
kita menggunakan kata lain, harus dipertimbangkan apakah kata tersebut dapat
memenuhi sifat-sifat “dewa”. Itulah bahayanya jika filasafat digunakan tidak
pada konteksnya sehingga ketika bilang bahwa kamu adalah dewa bagi adikmu, maka
hal tersebut sudah salah karena telah keluar dari kelas. Padahal niatnya ingin
membawa filsafat keluar, itu yang salah karena tidak kontekstual. Bahayanya
filsafat taarbiyal dan tidak kontekstual, sepenggal-sepenggal, tidak utuh. Jika
utuh, harusnya adil, diterangkan semua. Jika berbicara kepada adik “Aku dewa
bagi adik, dan adik dewa bagi bajumu”. Hal ini salah karena berbicara pada
orang yang belum semestinya. Filsafat itu refleksif, berarti hanya orang dewasa
dan orang yang mampu memikirkannya. Meski sudah tua, belum tentu dewasa
pikirannya.
Fungsi
tes yang diadakan adalah membuka wawasan. Artinya kalau belum kenal, dikenalkan
dulu baru dijelaskan. Itulah prinsip membuat yang mungkin ada menjadi ada.
Apakah lingkungan dewa seperti
lingkungan manusia?
Dewa
seperti manusia, punya raja, punya rakyat, juga ada yang selingkuh. Contohnya
lahirnya Bathara Kala karena selingkuhnya Bathara Guru dan Dewi Durga. Karena
spermanya jatuh di laut, maka jadi raksasa. Akibat dari ini, maka koruptor juga
akan menghasilkan anak-cucu yang jahat, koruptor juga. Terjadinya multi
dimensi, dimensi peperangan, merupakan ulah para dewa. Pemberontakan PKI juga
merupakan ulah para dewa, ulah kepemimpinan komunis. Contoh negara yang
dipimpin oleh komunis adalah Kamboja. Ketika komunis menang, kapitalisme dicuci
bersih hingga ke akar-akarnya. Komunis tidak memerlukan orang pandai, yang
penting orang yang jujur, penurut, tradisional, dan petani, semua dikelola oleh
negara, milik negara, maka orang yang cerdas dibasmi. Caranya dengan
mengumpulkan semua warna di beberapa camp. Di dalam camp, warga diberi
pengumuman melalui tayangan. Pengumuman ditampilkan dalam waktu yang sekejap
sehingga warga tidak sempat berkomunikasi. Kemudian warga dilepaskan di
lapangan agar memenuhi perintah yang ada di pengumuman. Orang yang bisa
memenuhi permintaan merupakan orang yang akan dibunuh karena dia pintar dan
terkena pengaruh Amerika. Orang tersebut awalnya dibawa dengan truk menuju ke
lapangan untuk menggali lubang, kemudian orang-orang tersebut di tembaki.
Kemudian orang-orang yang selanjutnya diminta menimbunnya dan ditembaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar