Sebelum
membahas materi mengenai filsafat dan adab-adabnya, dibahas terlebih dahulu
mengenai sistem perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika.
Filsafat
adalah olah pikir yang refleksif. Oleh karena itu, mata kuliah filsafat
pendidikan matematika ini juga menggunakan metode refleksif, yaitu
mengungkapkan kembali apa yang telah dibicarakan sampai beberapa dianggap sudah
memenuhi atau suatu ketika bisa juga perkuliahan tidak refleksif. Dalam perkuliahan
ini tidak diizinkan untuk mencatat (menulis), kecuali keadaan khusus, namun
diizinkan untuk merekam. Jika terlalu banyak
menulis, maka tidak banyak berfikir juga. Hasil refleksi diketik di komputer,
kemudian diposting diblog dan diprint.
Penilaian
perkuliahan ini adalah 70% online, yaitu menggunakan blog untuk meng-upload
hasil refleksi dan membuat komentar artikel filsafat di http://powermathematics.blogspot.com
dengan target semua artikel yang ada di blog. Artikel ini biasanya diawali
dengan kata “elegi”. Penilaian akan didasarkan pada komentar-komentar yang
dibuat. Namun, ada pula ujian tertulis karena itu merupakan syarat administratif.
Selain itu, setiap minggu harus stand by
tanya jawab tentang filsafat.
PENGERTIAN FILSAFAT DAN ADAB-ADAB
FILSAFAT
Mengapa
harus filsafat dulu yang dipelajari?
Filsafat
itu meniru terminologi dunia. Kata-kata dunia dapat diletakkan di depan apapun,
misalnya dunia kelistrikan, dunia mahasiswa, dunia orang tua, dunia anak-anak,
dunia perempuan, dunia wanita, dunia pernikahan, dunia bisnis, dunia politik.
Jika
tidak percaya, dapat dilakukan eksperimen apakah dunia sulit diletakkan di
depan kata, misalnya dunia tempe.
Apakah
kamu sering makan tempe? Sering. Apakah kamu sering menggoreng tempe? Sering. Apakah
sulit mencari tempe? Sulit jika harga kedelai naik. Ulasan tersebut berarti
dunia tempe. sore, dunia tempe, dunia malam, siang, kelahiran, dunia apa pun.
Oleh karena itu, filsafat juga dapat diletakkan di depan apa pun. Contohnya
adalah filsafat pendidikan, filsafat matematika, filsafat pendidikan
matematika, filsafat orang dewasa, filsafat anak-anak, bahkan filsafat Tuhan, dsb.
Hal
itu karena filsafat merupakan olah pikir, maka kita dapat memikirkan apapun
walau terbatas. Memikirkan Tuhan juga
terbatas. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati karena ada adabnya.
Karena
ada adabnya, filsafat merupakan ilmu yang multimuka, multifaset, ilmu yang
dekat dengan kita, bisa jauh, bisa sangat ringat tapi bisa sangat berat, bisa
menghibur dan bisa berbahaya. Maka, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan, sejak seawal mungkin kami disjak untuk memahami bahwa filsafat itu
kuliah tentang tatacara atau adab. Sama hal nya dengan sholat, adabnya orang
sholat adalah bersuci dulu karena Tuhan itu Maha Suci. Orang yang mengikuti
tatacara disebut orang yang beradab. Lawannya adalah biadab, orang mengenal,
tidak mau mengerti tatacara.
Filsafat
dapat didefinisikan sebagai banyak hal. Untuk ekstrimnya dapat didefinisikan
apa saja seperti uraian di atas dan dapat ditulis di depan juga. Sebenarnya
kuliah pun sedang mencari tata cara. Filsafat merupakan tatacara sehingga
filsafat punya adab, yaitu sebagai berikut.
Adab
yang pertama dan utama , yaitu filsafat kedudukannya sangat tinggi namun setinggi-tingginya
filsafat tidak boleh melebihi spiritual atau setinggi-tinggi olah pikir tidak
boleh melebihi keyakinan. Jika filsafat tidak berlandaskan spiritual, maka akan
muncul pertanyaan tentang kebenaran adanya Tuhan dan menentang kekuasaan Tuhan maka untuk menghindari hal
tersebut sebelum memulai berfilsafat kita harus banyak istighfar. Jika kita
memikirkan 1 langkah filsafat, maka kita harus memikirkan 10 langkah tentang
spiritual. Ada sebuah cerita mengenai hubungan antara filsafat dan berdoa.
Suatu ketika Pak Marsigit kedatangan tamu seorang professor, matematikawan yang
hebat, ikut merancang program luar angkasa juga. Beliau memberikan kuliah umum
(stadium general). Kemudian sang
professor mengikuti perkuliahan Pak Marsigit. Di tengah perjalanan pulang
menuju hotel, sang professor bertanya kepada Pak Marsigit.
Professor : “Marsigit, apa hubungannya berdoa dengan
Matematika?
Pak
Marsigit : “kenapa?”
Profesor :
“mengapa setiap memulai perkuliahan diawali dengan berdoa dan juga diakhiri
dengan doa? Apa hubungannya dengan Matematika?”
Pak
Marsigit : “Apakah kamu tidak percaya
terhadap Tuhan?”
Professor : “No.”
Pak
Marsigit : “Mengapa kamu tidak percaya
dengan Tuhan?”
Professor : “Because I don’t understand.”
Dari
percakapan tersebut, Pak Marsigit menjelaskan bahwa untuk bertemu dengan Tuhan,
kita tidak cukup dengan dipikirkan karena untuk bertemu Tuhan itu lewat hati
dan lewat keyakinan. Jika kita ingin bertemu Tuhan hanya lewat pikiran, maka
kita tidak akan bertemu. Itulah bahayanya jika belajar filsafat tanpa dilandasi
dengan doa dan spiritual. Jadi, setinggi-tingginya olah pikir tidak akan
mengerti seluk beluk hati kita. Seluk beluk hati itu termasuk cinta dan kasih
sayang. Sehebat-hebatnya cinta kita, kita tidak akan pernah selesai
menjelaskannya.
Adab
filsafat yang kedua adalah filsafat itu hidup. Cara mempelajari filsafat itu
dengan metode hidup. Contohnya adalah Pak Marsigit belum bisa selesai
menjelaskan cinta Pak Marsigit kepada istrinya. Karena metode filsafat hidup,
maka ada hidup yang sehat dan hidup yang tidak sehat, hidup yang bahagia dan
hidup yang susah. Begitu juga dengan filsafat, ada filsafat yang sehat dan ada
yang tidak sehat, ada filsafat bahagia dan tidak susah. Contoh hidup yang tidak
bahagia secara pikiran. Pikiran itu urusan manusia, urusan manusia itu urusan
dunia, urusan yang tampak. Jika menyebut hati, maka dapat juga berarti
keyakinan, spiritual, ketuhanan atau agama.
·
Bahasa yang dipakai berfilsafat adalah
bahasa analog, bahasa yang lebih tinggi dari sekedar kiasan. Contohnya yaitu Si
anu tadi hampir jatuh kepeleset. Kata “anu” adalah termasuk kiasan.
·
Hidup yang tidak sehat antara lain. jika
sakit. Hilang sekonyong-konyong tanpa pemberitahuan, datang tanpa
pemberitahuan, tergesa-gesa, terpaksa, memaksa, sakit, tidak lengkap.
·
Hidup yang sehat antara lain orangnya beradab
artinya berusaha mengenal tata cara dan sopan santun. Maka filsafat yang sehat
itu filsafat yang beradab. Maka untuk berfilsafat yang sehat, maka harus
mengetahui bertata cara.
·
Metode hidup yang dikenal dalam
berfilsafat. Alat untuk berfilsafat adalah analog. Objek yang dipelajari dalam
berfilsafat adalah apa yang ada dan yang mungkin ada. Dimana kita mencari
sesuatu yang mungkin ada? Yang ada merupakan yang dapat dirasa, dilihat, didengar
dan dipikirkan. Yang ada itu sudah diketahui, yang mungkin ada itu yang belum
diketahui. Contoh, nama cucu Pak Marsigit, untuk saat ini mungkin ada di
pikiran kita. Jika namanya sudah disebutkan maka itu sudah ada.
·
Metode hidup diperhatikan dari kita
lahir hingga mati.
Adab
ketiga orang berfilsafat itu harus menjernihkan pikiran. Untuk menjernihkan
pikiran, tubuh harus bersih. Berpikir dengan jernih dalam filsafat disebut dengan
piure atau tidak prejukdis, tidak ada
kebencian. Filsafat itu bukan aliran sesat, berfilsafat itu olah pikir yang
refleksif dan sebelum berfilsafat diwajibkan berdoa agar tidak sesat. Jangan
coba-coba berfilsafat untuk membongkar kitab suci atau untuk yang lainnya.
Metode
hidup belajar dari karena filsafat. Filsafat (olah pikir) ada referensi kalau
dinaikkan jadi spiritual, spiritual itu ada kitab sucinya kalau diturunkan jadi
ilmu bidang dan ada buku pintarnya kalau diturunkan lagi jadi kegiatan-kegiatan
dan ada petunjuk-petunjuk teknisnya, berjenjang. Metode berfilsafat itu
berkaitan dengan pikiran manusia yang disebut terjemah dan diterjemahkan atau
dalam bahasa yunani hermenetika. Hermenetika
adalah menterjemahkan dan diterjemahkan, artinya berinteraksi yang refleksif.
Filsafat merupakan olah pikir yang refleksif, maka berfilsafat itu berinteraksi
yang refleksif. Kata hermenetika berasal dari kata dewa hermen (dahulu bangsa
yunani belum mengenal agama). Dewa hermen dianggap oleh bangsa romawi kuno sebagai
dewa yang mengerti bisikan Tuhan dan menyampaikannya ke orang-orang Yunani.
Terjemah dan menterjemahkan maka setiap hal di dunia ini sifatnya berinteraksi
dengan yang lainnya. Jangan dikira tumbuhan tidak berinteraksi dengan
lingkungan, hewan pun berinteraksi. Material pun saling terjemah dan
menterjemahkan. Batu pun beinteraksi dengan panas, air dan udara sehingga
berubah. Interaksi dalam pembelajaran filsafat ini dijamin dengan cara membaca
elegi-elegi di http://powermathematics.blogspot.com.
Ciri-ciri
orang sehat adalah orang yang mengerti aturan. Adab hidup yang sehat. Hidup
yang sehat secara filsafat adalah hidup
yang harmoni, hidup yang seimbang antara unsur-unsurnya. Contoh hidup yang
seimbang adalah jika kita punya uang 2juta maka wajar jika kita membelanjakan
uang 500ribu. Contoh yang tidak seimbang adalah jika kita punya uang 500ribu
tetapi ingin membeli barang seharga 900ribu sehingga uang yang kita miliki
kurang.
Harmoni
itu identik dengan hidup bahagia begitu sebaliknya. Diam itu tidak seimbang
karena sumbunya adalah sumbu ikhtiar dan sumbu usaha serta sumbu keikhlasan.
Keikhlasan menerima di dalam ikhtiar yang mengerti aturan-aturan dalam kerangka
spiritualnya. Mementingkan kehidupan di dunia saja tidak seimbang karena
kehidupan itu sumbunya dunia dan akhirat. Jadi, untuk hidup seimbang harus
memikirkan dunia dan akhirat. Jangan dikira berfilsafat hanya sekali langkah, sekali
gempur langsung runtuh, itu tidak seperti itu.
Hidup
beradab selanjutnya adalah jangan berpikir “noway”.
Jangan berpikir kita di sini duduk manis dan bersiap menerima filsafat dari Pak
Marsigit. Karena hal itu berarti bukan metode hidup. Karena metodenya hidup,
maka diri sendiri yang menghidup-hidupkannya. Hidupkan filsafat dari diri
sendiri dengan cara berikhtiar, berinteraksi, membaca elegi, membaca buku-buku,
dan membuat komentar. Sebenarnya adab berfilsafat adalah kita berinteraksi
refleksif di dalam kita berpikir refleksif.
Adab
berfilsafat yang selanjutnya adalah dimulai dengan pertanyaan. Berfilsafat itu
dimulai dengan kekaguman tetapi bukan kagum dengan hal-hal yang besar tapi
kagum dengan hal-hal yang kecil, misalnya ada cicak berlari, bagaimana dua ekor
cicak bercinta. Berfilsafat itu adalah harus mampu berangkat dari hal-hal yang
sepele, yang dianggap oleh orang umum tidak ada manfaatnya.
Ringkasan pertanyaan:
a. Kenapa
kupu-kupu yang indah berasal dari ulat yang menyeramkan?
Jawaban: karena itu
hokum alam, hokum sebab-akibat
b. Bagaimana
tumbuhan mempertahankan hidupnya?
Jawaban: menggunakan hukum alam.
Hokum itu berdimensi mulai hokum pada materialnya sampai hokum pada
spiritualnya. Kalau hokum alam dalam ranah pikiran itu sesuai dengan ilmu
pengetahuan alam (ilmu biologi)
Adab
berikutnya bersopan santun terhadapa ruang dan waktu adalah bersopan santun
terhadap yang ada dan yang mungkin ada.
Salah satu contohnya adalah menyadari orang yang ada di sekitar kita, jangan
sampai mendapat akibat dari tingkah kita.
c. Apakah
guna berfilsafat dalam pendidikan Matematika?
Jawaban: jika kamu
bertanya apa gunanya berfilsafat, maka hal itu sama saja dengan bertanya apa
gunanya berpikir karena filsafat adalah olah pikir yang refleksif.
d. Ada
2 macam berfilsafat
-
Jika engkau yang pikirkan itu bukan
dirimu sendiri, pertanyaannya bagaimana engkau memahami orang lain tersebut.
-
Jika itu tentang dirimu sendiri, masalah
filsafatnya adalah bagaimana engkau mampu menjelaskannya pada orang lain.
e. Apa
kaitannya filsafat dengan pembelajaran matematika?
Jawaban: persamaannya
adalah sama-sama berpikir
f. Apa
hakikat rumput yang bergoyang?
Jawaban: dia ikut
bersenang-senang, ikut gembira, ikut seidh, dll.
g. Apakah
hakikatnya roda yang berputar?
Jawaban: berputar
adalah bergerak, ada sesuatu yang berubah namun ada sesuatu yang tetap seperti
pusat lingkaran, jari-jari, maka berfilsafat itu berlaku adil melihat yang
tetap dan berubah namun jika Anda tidak melihat itu maka Anda akan hidup secara
sadar, secara parsial, hidup secara parsial itu sumber hidup yang tidak
bahagia, maka dari itu hidup harus yang harmonis.
h. Mengapa
seseorang berpikir bahwa didinya paling benar?
Jawaban: filsafat itu
tidak jauh dari diri kita sendiri, maka kita harus melihat diri kita sendiri.
i.
Apa hakikat kehilangan?
Jawaban: kehilangan
adalah terlepasnya kuasamu terhadap obyek yang kamu maksud, kamu tidak kuasa
lagi untuk menggunakannya.
Apa hakikat memiliki?
Jawaban: memiliki
adalah kuasa menggunkannya. Apa pun yang sudah terjadi, itu adalah takdir dan
itu yang terbaik padamu.
j.
Mengapa menyampaikan matematika yang
seyogyanya mudah menjadi sulit?
Jawaban: karena Anda
menggunakan kata menyampaikan sedangkan Pak Marsigit tidak menyampaikan
filsafat begitu juga Anda tidak memberikan Matematika karena seyogyanya biarkan
Anda membangun filsafat dan begitu juga biarkan mereka membangun Matematikanya
k. Apakah
filsafat mempengaruhi keyakinan diri?
Jawaban: dibalik.
Hendaknya keyakinan diri mempengaruhi orang dalam berfilsafat karena filsafat
itu adalah pribadi dan untuk diri sendiri. Olah pikir Anda hendaknya diwarnai
dengan keyakinan Anda karena pikiran Anda tidak akan pernah sampai memikirkan
keyakinan Anda.
l.
Apakah hubungan daun yang bergoyang
dengan Matematika?
Jawaban: seluruh hal di
dunia ini sama-sama kita pikirkan.
m. Apakah
kucing yang hamil dapat memperoleh makanan? Bagaimana jika tidak mendapat
makanan?
Jawaban: dalam hukum
filsafat, semua itu sangat mudah. Itulah sifat dari suatu obyek.
n. Apakah
cinta itu terbatas?
Jawaban: cinta itu
terbatas karena segala sesuatunya akan dibatasi oleh ruang dan waktu, dalam
filsafat itu kita peduli terhadap batas-batas tersebut. Contohnya mencintai
sesama manusia. Pak Marsigit mencintai mahasiswanya, namun rasa cinta itu
berbeda dengan rasa cinta Pak Marsigit terhadap istrinya karena cintanya
terhadap mahasiswa adalah rasa kasih sayang.
o. Kekaguman
terhadap orang tua itu termasuk adab yang bagaimana? Apa yang dimaksud dengan
kagum?
Jawaban: kagum tidak
memikirkannya itu adalah mitos. Filsafat itu musuhnya mitos karena filsafat
mencari logos (ilmu).