Senin, 19 November 2012

Macam-macam Filsafat dan Sejarahnya


Oleh
Siti Subekti (09301241018)

Berfilsafat sebetulnya olah pikir. Olah pikir dapat olah pikir dalam arti sendiri, bersama, olah pikir bangsa Indonesia, olah pikir bangsa-bangsa di dunia, olah pikir pikiran dunia, olah pikir pikiran akhirat. Untuk berfilsafat, kita harus menggunakan refrensi, yaitu pikiran para filsuf sehingga untuk berfilsafat kita harus membaca pikiran para filsuf, karya-karyanya dan buku-bukunya.
Macam-Macam filsafat
Objek dari filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Kemudian untuk melihat macam-macam filsafat, objek ini dapat dipersempit lagi. Zaman Yunani Kuno orang berpikir bahwa segala sesuatu terbuat dari apa, bumi terbuat dari apa, bulan terbuat dari apa, tanah terbuat dari apa. Filsafat ini disebut sebagai filsafat alam. Jika objeknya tentang diri manusia, maka filsafatnya disebut filsafat manusia. Jika manusia di Jawa, maka filsafatnya bernama filsafat orang Jawa. Jika filsafatnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sripitual, maka filsafatnya bernama filsafat spiritual atau teologi atau filsafat ketuhanan. Secara professional, jika kita mempelajari filsafat, kita juga harus rinci mempelajari lokasi. Lokasi berarti di mana objek tersebut ada. Oleh karena itu, filsafat membagi dua macam, yaitu filsafat yang objeknya berada di dalam pikiran dan filsafat yang objeknya berada di luar pikiran. Contoh objek di dalam pikiran adalah ketika kita memejamkan mata, kita melihat suatu benda, maka benda itu ada di dalam pikiran kita. Benda yang ada di dalam pikiran itu bersifat ideal dan tetap sehingga filsafatnya bernama idealism. Tokoh dari filsafat ini adalah Plato. Menurut ilmu, yang benar itu yang ada di dalam pikiran. Objek yang berada di luar pikiran  dapat dilihat, didengar, dan diraba. Objek ini bersifat berubah sehingga filsafatnya bernama realism dengan tokoh Aristoteles.
Filsafat dipandang dari banyaknya objek ada tiga, yaitu satu objek, dua objek, dan banyak objek. Filsafat yang terdiri atas satu objek disebut monoism. Maksud dari satu objek ini adalah sesuatu hal yang benar hanya satu, yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan. Filsafat yang terdiri atas dua objek disebuat dualism dan filsafat yang terdiri atas banyak objek disebut pluralism.
Oleh karena itu, aliran filsafat berasal dari macam objeknya, lokasi objeknya, dan karakteristik objeknya
Sejarah perkembangan filsafat hingga pada filsafat modern dan kontemporer
Setiap yang ada dan yang mungkin ada pasti ada filsafatnya karena itu merupakan urusan dunia, urusan manusia . Karena keterbatasan pikiran manusia dan rahmat Tuhan, manusia dapat membedakan. Misalnya kita tidak dapat hidup di air terus menerus. Maka kita bisa membedakan keadaan air dan keadaan udara. Kita tidak bisa terbang, maka kita dapat membedakan yang bisa terbang dan yang tidak bisa terbang. Kita tidak dapat berlari secepat kilat, maka kita bisa membedakan jarak dekat dan jarak jauh. Oleh karena itu, segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada membawa rahmat jika kita mampu menggalinya dengan cara mensyukuri. Syukur itu dapat ditunjukkan dengan doa sehingga doa menjadi aktivitas sehari-hari.
Dengan keterbatasan manusia memikirkannya, maka yang terjadi pada ruang dan waktu, yaitu menembus ruang dan waktu. Menembus ruang dan waktu jika digambarkan adalah makhluk yang luar biasa, super, setengah dewa. Jika kita intropeksi diri, menembus ruang dan waktu adalah mengalami perubahan. Jika belajar berfilsafat, maka kita juga belajar professional karena professional itu intensif (sedalam-dalamnya) dan ekstensif (seluas-luasnya). Dengan demikian secara professional kita berfilsafat dengan menguraikan pikiran-pikiran filsuf kemudian direlevansikan dengan pengalaman. Oleh karena itu, jika kita berbicara tentang ruang dan waktu, maka ruang dan waktu itu juga berdimensi. Yang menembus ruang dan waktu itu adalah subjeknya. Waktu menurut Immanuel Kant ada tiga, yaitu berurutan, berkelanjutan, dan berkesatuan (tidak dapat dipisah-pisah).dimensi ruang ada bermacam-macam, ada dimensi nol, dimensi satu, dimensi dua, dimensi tiga, dan seterusnya. Namun hal itu merupakan teori. Dalam kenyataannya, banyak sekali kita jumpai ruang. Contohnya adalah ruang yang berada di bawah pohon, ruang terbuka, ruang tertutup, ruang ramah lingkungan, ruang kuliah, ruang doesn, ruang penuh, ruang kosong, dan seterusnya. Jika kita ekstensikan (kembangkan) dengan bahasa analog, maka ruang adalah pikiran. Ruang itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada dan yang mungkin ada juga mempunyai ruangnya masing-masing sehingga terdiri atas wadah dan isi. Tanpa wadah kita tidak dapat mendefinisikan isi, dan sebaliknya. Untuk mengetahui ruang, kita juga mengetahui waktu. Untuk mengetahui waktu, kita juga harus menggunakan ruang. Sebenarnya, ruang dan waktu tidak ada, hanya ada dalam pikiran (intuisi). Kita dapat memahami ruang karena intuisi, bukan definisi. Definisi hanya digunakan sebagai pertolongan. Kita memiliki ruang imajiner, yaitu material, formal, normative, dan spiritual. Material merupakan bentuk diri kita, formal merupakan diri kita yang tertulis, normative adalah ilmu-ilmu, filsafat. oleh karena itu, orang yang bersopan santun adalah orang yang dapat menempatkan diri sesuai dengan tempatnya. Contohnya adalah kotor dalam ruang spiritual adalah dosa.
Jika diekstensikan lagi menggunakan bahasa analog, kita memiliki ruang orang kapitalis. Meka membuat rruang atau struktur hirarki mulai dari ruang arkaik, triodal, tradisional, feodal, modern, cosmodern, post-cosmodern. Itulah pentingnya kita bersopan santun terhadap ruang. Orang yang berilmu adalah orang yang bersopan santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada sehingga orang yang berilmu dalam pendidikan adalah orang yang bersopan santun terhadap apa yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika. Santun berarti mengerti, menghayati, mengimplementasikan, mengaplikasikan dan merefleksikan.
Pada saat ini, kita berhadapan dengan sistem. Sistem kita yaitu menempatkan spiritual  di paling atas. Tidak ada satu pun unsur di dunia ini yang terbebas dari unsur spiritual. Di sisi lain kita menghadapi gejolak dunia, pengaruh globalisasi, akibat dari power know yang terdiri atas empat ujung tombak, yaitu kapitalisme, pragmatism, utilitarian, dan hedonism. Kapitalisme mengukur segala sesuatu dengan berhasil atau tidaknya ekonomi. Utilitarian mengukur segala sesuatu dari segi manfaatnya (manfaat untuk yang bersangkutan tanpa memikirkan orang lain). Pragmatisme menghaislkan budaya serba cepat dan praktis. Hedonism mengejar rasa senang, kenikmatan. Maka kehidupan modern ini ditandai dengan orang mengejar rasa senang, berupa penemuan-penemuan, hubungan, makanan, dst. Mereka berusaha mendeskripsikan atau menspesifikkan pilah-pilah tersebut. Misalnya memisah antara pernikahan dan percintaan. Jika itu merupakan suatu sistem yang tidak kita suka, maka itu disebut dajjal. Itulah dunia yang diciptakan oleh power know. Handphone juga hasil kerja dari power know karena power know juga merupakan industry dan teknologi. Ibarat siang dan malam, kita tidak dapat memisahkan siang dan malam, tidak dapat menentuka batas siang dan malam. Power know menciptakan dunianya dengan meletakkan religi di tengah, yaitu di ruang tradisional sehingga agama di dunia barat tidak favorit, yang terkenal adalah penemuan-penemuan baru.
Ruang merupakan salah satu kategori  atau klasifikasi. Dirimu adalah tergantung dirimu. Ketika dalam suatu acara, dirimu sebagai tamu, panitia atau tuan rumah. Jika dalam pertandingan, dirimu sebagai pemain, wasit, atau penonton. Dalam material, dirimu adalah kakimu, tanganmu, atau bagaian apa. Dalam formal, dirimu adalah yang tertulis di ktp, dalam tulisanmu. Normative adalah pikiranmu dan spiritual adalah doa-doa, ibadah dan amalmu. Jika dikatakan menembus ruang dan waktu, maka dirimu adalah tergantung material, formal, normative, dan spiritualmu. Selain manusia, hewan, tumbuhan, dan batu pun bisa menembus ruang dan waktu karena mereka tidak dapat melepaskan diri dari ruang dan waktu. Batu juga mengalami hari Senin, namun hanya saja batu tidak tahu Senin. Senin hanya ada di pikiran kita. Sebenar-benar manusia, tidaklah mengalami hal yang sama sehingga ruang dan waktu berdimensi.
Pertanyaan yang selanjutnya adalah bagaimana metode menembus ruang dan waktu. Metode tersebut ada di dalam pikiran subjeknya. Jika batu permata , maka ia bisa menembus ruang dan waktu dengan dipakai oleh sang pemilik ke suatu tempat. Secara filsafat, yang mendasar dalam menembus ruang dan waktu adalah:
1.      Fenomenologi
Fenomenologi merupakan karya cipta Husserl. Unsure dasar dari fenomenologi adalah abstraksi dan idealisasi. Abstraksi adalah memilih (reduksi) dan idealisasi adalah menganggap sempurna sifat yang ada. Kodrat manusia adalah reduski (memilih) sehingga hidup itu pilihan. Selain kita bisa memilih, namun kita juga terpilih dan dipilih oleh Tuhan. Dalam hidup sehari-hari kita diberi keterbatasan.Kita tidak adil pada semua objek karena kita tidak bisa melihat objek-objek di belakang kepala. Artinya, objek-objek tersebut terpilih oleh dirimu. Filsafat yang berhubungan dengan reduksi (terpilih) disebut reduksionisme. Oleh karen itu, sebenar-benarnya manusia adalah reduksi karena manusia tidak bisa tidak memilih. Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ada yang tidak terjangkau oleh kita. Semua yang tidak dapat dijangkau dan dipikirkan dimasukkan ke dalam rumah epoke. Misalnya ketika kita mempelajari matematika maka semua hal yang berhubungan dengan bahasa dimasukkan ke dalam rumah epoke.
2.      Pemahaman tentang fundasionalisme
Semua makhluk beraga adalah kaum fundasionalisme karena semua orang yang beragama menempatkan Tuhan sebagai Kausa Prima, yaitu sebab dari segala sebab dan sebab yang utama dan pertama, sehingga tidak ada sebab lain yang mendahuluinya. Mereka disebut kaum fundasionalism karena memiliki fundamen, yaitu permulaan. Contoh dari kaum fundasionalisme yaitu seluruh matematikawan karena mereka membuat Matematika dengan diawali definisi.
3.      Pemahaman tentang anti fundasionalisme
Pada hakikatnya semua manusia adalah fundasionalisme namun manusia mempunyai keterbatasan sehingga tidak mampu mengenalinya. Ada sebuah pertanyaan mengenai “kapan Anda bisa mengenal besar dan kecil?”. Jika jawabannya sejak kecil, kecilnya umur berapa. Tidak ada orang di dunia ini yang mampu mengatakan sejak kapan ia bisa membedakan besar-kecil. Hal ini yang dinamakan anti fundasionalisme. Dalam filsafat ini, sesuatu tidak perlu define dan permulaan. Anti fundasionalisme tersebut kemudian disebut sebagai intuisi (intuisionisme). Intuisi ini merupakan cara belajar anak kecil, yaitu dengan kegiatan dan contoh. Suatu keyakinan jika dikaitkan dengan filsafat, maka ia bersifat intuisi karena pertanyaannya adalah “sejak kapan kau percaya?”.

Dari perkembangan perjalanan filsafat hingga masa August Compe yang melahirkan ilmu-ilmu bidang maka kita mempunyai banyak sekali ruang. Ruang yang diciptakan manusia sebagai perkembangan ilmu. Sehingga timbullah produksi istilah-istilah baru secara kreatif. Kata-kata baru ini diciptakan oleh orang yang punya otoritas

Macam-macam Filsafat dan Sejarahnya


Oleh
Siti Subekti (09301241018)

Berfilsafat sebetulnya olah pikir. Olah pikir dapat olah pikir dalam arti sendiri, bersama, olah pikir bangsa Indonesia, olah pikir bangsa-bangsa di dunia, olah pikir pikiran dunia, olah pikir pikiran akhirat. Untuk berfilsafat, kita harus menggunakan refrensi, yaitu pikiran para filsuf sehingga untuk berfilsafat kita harus membaca pikiran para filsuf, karya-karyanya dan buku-bukunya.
Macam-Macam filsafat
Objek dari filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Kemudian untuk melihat macam-macam filsafat, objek ini dapat dipersempit lagi. Zaman Yunani Kuno orang berpikir bahwa segala sesuatu terbuat dari apa, bumi terbuat dari apa, bulan terbuat dari apa, tanah terbuat dari apa. Filsafat ini disebut sebagai filsafat alam. Jika objeknya tentang diri manusia, maka filsafatnya disebut filsafat manusia. Jika manusia di Jawa, maka filsafatnya bernama filsafat orang Jawa. Jika filsafatnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sripitual, maka filsafatnya bernama filsafat spiritual atau teologi atau filsafat ketuhanan. Secara professional, jika kita mempelajari filsafat, kita juga harus rinci mempelajari lokasi. Lokasi berarti di mana objek tersebut ada. Oleh karena itu, filsafat membagi dua macam, yaitu filsafat yang objeknya berada di dalam pikiran dan filsafat yang objeknya berada di luar pikiran. Contoh objek di dalam pikiran adalah ketika kita memejamkan mata, kita melihat suatu benda, maka benda itu ada di dalam pikiran kita. Benda yang ada di dalam pikiran itu bersifat ideal dan tetap sehingga filsafatnya bernama idealism. Tokoh dari filsafat ini adalah Plato. Menurut ilmu, yang benar itu yang ada di dalam pikiran. Objek yang berada di luar pikiran  dapat dilihat, didengar, dan diraba. Objek ini bersifat berubah sehingga filsafatnya bernama realism dengan tokoh Aristoteles.
Filsafat dipandang dari banyaknya objek ada tiga, yaitu satu objek, dua objek, dan banyak objek. Filsafat yang terdiri atas satu objek disebut monoism. Maksud dari satu objek ini adalah sesuatu hal yang benar hanya satu, yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan. Filsafat yang terdiri atas dua objek disebuat dualism dan filsafat yang terdiri atas banyak objek disebut pluralism.
Oleh karena itu, aliran filsafat berasal dari macam objeknya, lokasi objeknya, dan karakteristik objeknya
Sejarah perkembangan filsafat hingga pada filsafat modern dan kontemporer
Setiap yang ada dan yang mungkin ada pasti ada filsafatnya karena itu merupakan urusan dunia, urusan manusia . Karena keterbatasan pikiran manusia dan rahmat Tuhan, manusia dapat membedakan. Misalnya kita tidak dapat hidup di air terus menerus. Maka kita bisa membedakan keadaan air dan keadaan udara. Kita tidak bisa terbang, maka kita dapat membedakan yang bisa terbang dan yang tidak bisa terbang. Kita tidak dapat berlari secepat kilat, maka kita bisa membedakan jarak dekat dan jarak jauh. Oleh karena itu, segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada membawa rahmat jika kita mampu menggalinya dengan cara mensyukuri. Syukur itu dapat ditunjukkan dengan doa sehingga doa menjadi aktivitas sehari-hari.
Dengan keterbatasan manusia memikirkannya, maka yang terjadi pada ruang dan waktu, yaitu menembus ruang dan waktu. Menembus ruang dan waktu jika digambarkan adalah makhluk yang luar biasa, super, setengah dewa. Jika kita intropeksi diri, menembus ruang dan waktu adalah mengalami perubahan. Jika belajar berfilsafat, maka kita juga belajar professional karena professional itu intensif (sedalam-dalamnya) dan ekstensif (seluas-luasnya). Dengan demikian secara professional kita berfilsafat dengan menguraikan pikiran-pikiran filsuf kemudian direlevansikan dengan pengalaman. Oleh karena itu, jika kita berbicara tentang ruang dan waktu, maka ruang dan waktu itu juga berdimensi. Yang menembus ruang dan waktu itu adalah subjeknya. Waktu menurut Immanuel Kant ada tiga, yaitu berurutan, berkelanjutan, dan berkesatuan (tidak dapat dipisah-pisah).dimensi ruang ada bermacam-macam, ada dimensi nol, dimensi satu, dimensi dua, dimensi tiga, dan seterusnya. Namun hal itu merupakan teori. Dalam kenyataannya, banyak sekali kita jumpai ruang. Contohnya adalah ruang yang berada di bawah pohon, ruang terbuka, ruang tertutup, ruang ramah lingkungan, ruang kuliah, ruang doesn, ruang penuh, ruang kosong, dan seterusnya. Jika kita ekstensikan (kembangkan) dengan bahasa analog, maka ruang adalah pikiran. Ruang itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada dan yang mungkin ada juga mempunyai ruangnya masing-masing sehingga terdiri atas wadah dan isi. Tanpa wadah kita tidak dapat mendefinisikan isi, dan sebaliknya. Untuk mengetahui ruang, kita juga mengetahui waktu. Untuk mengetahui waktu, kita juga harus menggunakan ruang. Sebenarnya, ruang dan waktu tidak ada, hanya ada dalam pikiran (intuisi). Kita dapat memahami ruang karena intuisi, bukan definisi. Definisi hanya digunakan sebagai pertolongan. Kita memiliki ruang imajiner, yaitu material, formal, normative, dan spiritual. Material merupakan bentuk diri kita, formal merupakan diri kita yang tertulis, normative adalah ilmu-ilmu, filsafat. oleh karena itu, orang yang bersopan santun adalah orang yang dapat menempatkan diri sesuai dengan tempatnya. Contohnya adalah kotor dalam ruang spiritual adalah dosa.
Jika diekstensikan lagi menggunakan bahasa analog, kita memiliki ruang orang kapitalis. Meka membuat rruang atau struktur hirarki mulai dari ruang arkaik, triodal, tradisional, feodal, modern, cosmodern, post-cosmodern. Itulah pentingnya kita bersopan santun terhadap ruang. Orang yang berilmu adalah orang yang bersopan santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada sehingga orang yang berilmu dalam pendidikan adalah orang yang bersopan santun terhadap apa yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika. Santun berarti mengerti, menghayati, mengimplementasikan, mengaplikasikan dan merefleksikan.
Pada saat ini, kita berhadapan dengan sistem. Sistem kita yaitu menempatkan spiritual  di paling atas. Tidak ada satu pun unsur di dunia ini yang terbebas dari unsur spiritual. Di sisi lain kita menghadapi gejolak dunia, pengaruh globalisasi, akibat dari power know yang terdiri atas empat ujung tombak, yaitu kapitalisme, pragmatism, utilitarian, dan hedonism. Kapitalisme mengukur segala sesuatu dengan berhasil atau tidaknya ekonomi. Utilitarian mengukur segala sesuatu dari segi manfaatnya (manfaat untuk yang bersangkutan tanpa memikirkan orang lain). Pragmatisme menghaislkan budaya serba cepat dan praktis. Hedonism mengejar rasa senang, kenikmatan. Maka kehidupan modern ini ditandai dengan orang mengejar rasa senang, berupa penemuan-penemuan, hubungan, makanan, dst. Mereka berusaha mendeskripsikan atau menspesifikkan pilah-pilah tersebut. Misalnya memisah antara pernikahan dan percintaan. Jika itu merupakan suatu sistem yang tidak kita suka, maka itu disebut dajjal. Itulah dunia yang diciptakan oleh power know. Handphone juga hasil kerja dari power know karena power know juga merupakan industry dan teknologi. Ibarat siang dan malam, kita tidak dapat memisahkan siang dan malam, tidak dapat menentuka batas siang dan malam. Power know menciptakan dunianya dengan meletakkan religi di tengah, yaitu di ruang tradisional sehingga agama di dunia barat tidak favorit, yang terkenal adalah penemuan-penemuan baru.
Ruang merupakan salah satu kategori  atau klasifikasi. Dirimu adalah tergantung dirimu. Ketika dalam suatu acara, dirimu sebagai tamu, panitia atau tuan rumah. Jika dalam pertandingan, dirimu sebagai pemain, wasit, atau penonton. Dalam material, dirimu adalah kakimu, tanganmu, atau bagaian apa. Dalam formal, dirimu adalah yang tertulis di ktp, dalam tulisanmu. Normative adalah pikiranmu dan spiritual adalah doa-doa, ibadah dan amalmu. Jika dikatakan menembus ruang dan waktu, maka dirimu adalah tergantung material, formal, normative, dan spiritualmu. Selain manusia, hewan, tumbuhan, dan batu pun bisa menembus ruang dan waktu karena mereka tidak dapat melepaskan diri dari ruang dan waktu. Batu juga mengalami hari Senin, namun hanya saja batu tidak tahu Senin. Senin hanya ada di pikiran kita. Sebenar-benar manusia, tidaklah mengalami hal yang sama sehingga ruang dan waktu berdimensi.
Pertanyaan yang selanjutnya adalah bagaimana metode menembus ruang dan waktu. Metode tersebut ada di dalam pikiran subjeknya. Jika batu permata , maka ia bisa menembus ruang dan waktu dengan dipakai oleh sang pemilik ke suatu tempat. Secara filsafat, yang mendasar dalam menembus ruang dan waktu adalah:
1.      Fenomenologi
Fenomenologi merupakan karya cipta Husserl. Unsure dasar dari fenomenologi adalah abstraksi dan idealisasi. Abstraksi adalah memilih (reduksi) dan idealisasi adalah menganggap sempurna sifat yang ada. Kodrat manusia adalah reduski (memilih) sehingga hidup itu pilihan. Selain kita bisa memilih, namun kita juga terpilih dan dipilih oleh Tuhan. Dalam hidup sehari-hari kita diberi keterbatasan.Kita tidak adil pada semua objek karena kita tidak bisa melihat objek-objek di belakang kepala. Artinya, objek-objek tersebut terpilih oleh dirimu. Filsafat yang berhubungan dengan reduksi (terpilih) disebut reduksionisme. Oleh karen itu, sebenar-benarnya manusia adalah reduksi karena manusia tidak bisa tidak memilih. Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ada yang tidak terjangkau oleh kita. Semua yang tidak dapat dijangkau dan dipikirkan dimasukkan ke dalam rumah epoke. Misalnya ketika kita mempelajari matematika maka semua hal yang berhubungan dengan bahasa dimasukkan ke dalam rumah epoke.
2.      Pemahaman tentang fundasionalisme
Semua makhluk beraga adalah kaum fundasionalisme karena semua orang yang beragama menempatkan Tuhan sebagai Kausa Prima, yaitu sebab dari segala sebab dan sebab yang utama dan pertama, sehingga tidak ada sebab lain yang mendahuluinya. Mereka disebut kaum fundasionalism karena memiliki fundamen, yaitu permulaan. Contoh dari kaum fundasionalisme yaitu seluruh matematikawan karena mereka membuat Matematika dengan diawali definisi.
3.      Pemahaman tentang anti fundasionalisme
Pada hakikatnya semua manusia adalah fundasionalisme namun manusia mempunyai keterbatasan sehingga tidak mampu mengenalinya. Ada sebuah pertanyaan mengenai “kapan Anda bisa mengenal besar dan kecil?”. Jika jawabannya sejak kecil, kecilnya umur berapa. Tidak ada orang di dunia ini yang mampu mengatakan sejak kapan ia bisa membedakan besar-kecil. Hal ini yang dinamakan anti fundasionalisme. Dalam filsafat ini, sesuatu tidak perlu define dan permulaan. Anti fundasionalisme tersebut kemudian disebut sebagai intuisi (intuisionisme). Intuisi ini merupakan cara belajar anak kecil, yaitu dengan kegiatan dan contoh. Suatu keyakinan jika dikaitkan dengan filsafat, maka ia bersifat intuisi karena pertanyaannya adalah “sejak kapan kau percaya?”.

Dari perkembangan perjalanan filsafat hingga masa August Compe yang melahirkan ilmu-ilmu bidang maka kita mempunyai banyak sekali ruang. Ruang yang diciptakan manusia sebagai perkembangan ilmu. Sehingga timbullah produksi istilah-istilah baru secara kreatif. Kata-kata baru ini diciptakan oleh orang yang punya otoritas

Minggu, 28 Oktober 2012

Pengertian Filsafat dan Adab-adab Filsafat



Sebelum membahas materi mengenai filsafat dan adab-adabnya, dibahas terlebih dahulu mengenai sistem perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika.
Filsafat adalah olah pikir yang refleksif. Oleh karena itu, mata kuliah filsafat pendidikan matematika ini juga menggunakan metode refleksif, yaitu mengungkapkan kembali apa yang telah dibicarakan sampai beberapa dianggap sudah memenuhi atau suatu ketika bisa juga perkuliahan tidak refleksif. Dalam perkuliahan ini tidak diizinkan untuk mencatat (menulis), kecuali keadaan khusus, namun diizinkan untuk merekam. Jika terlalu banyak  menulis, maka tidak banyak berfikir juga. Hasil refleksi diketik di komputer, kemudian diposting diblog dan diprint.
Penilaian perkuliahan ini adalah 70% online, yaitu menggunakan blog untuk meng-upload hasil refleksi dan membuat komentar artikel filsafat di http://powermathematics.blogspot.com dengan target semua artikel yang ada di blog. Artikel ini biasanya diawali dengan kata “elegi”. Penilaian akan didasarkan pada komentar-komentar yang dibuat. Namun, ada pula ujian tertulis karena itu merupakan syarat administratif. Selain itu, setiap minggu harus stand by tanya jawab tentang filsafat.

PENGERTIAN FILSAFAT DAN ADAB-ADAB FILSAFAT
Mengapa harus filsafat dulu yang dipelajari?
Filsafat itu meniru terminologi dunia. Kata-kata dunia dapat diletakkan di depan apapun, misalnya dunia kelistrikan, dunia mahasiswa, dunia orang tua, dunia anak-anak, dunia perempuan, dunia wanita, dunia pernikahan, dunia bisnis, dunia politik.
Jika tidak percaya, dapat dilakukan eksperimen apakah dunia sulit diletakkan di depan kata, misalnya dunia tempe.
Apakah kamu sering makan tempe? Sering. Apakah kamu sering menggoreng tempe? Sering. Apakah sulit mencari tempe? Sulit jika harga kedelai naik. Ulasan tersebut berarti dunia tempe. sore, dunia tempe, dunia malam, siang, kelahiran, dunia apa pun. Oleh karena itu, filsafat juga dapat diletakkan di depan apa pun. Contohnya adalah filsafat pendidikan, filsafat matematika, filsafat pendidikan matematika, filsafat orang dewasa, filsafat anak-anak, bahkan filsafat Tuhan, dsb.
Hal itu karena filsafat merupakan olah pikir, maka kita dapat memikirkan apapun walau terbatas.  Memikirkan Tuhan juga terbatas. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati karena ada adabnya.
Karena ada adabnya, filsafat merupakan ilmu yang multimuka, multifaset, ilmu yang dekat dengan kita, bisa jauh, bisa sangat ringat tapi bisa sangat berat, bisa menghibur dan bisa berbahaya. Maka, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sejak seawal mungkin kami disjak untuk memahami bahwa filsafat itu kuliah tentang tatacara atau adab. Sama hal nya dengan sholat, adabnya orang sholat adalah bersuci dulu karena Tuhan itu Maha Suci. Orang yang mengikuti tatacara disebut orang yang beradab. Lawannya adalah biadab, orang mengenal, tidak mau mengerti tatacara.
Filsafat dapat didefinisikan sebagai banyak hal. Untuk ekstrimnya dapat didefinisikan apa saja seperti uraian di atas dan dapat ditulis di depan juga. Sebenarnya kuliah pun sedang mencari tata cara. Filsafat merupakan tatacara sehingga filsafat punya adab, yaitu sebagai berikut.
Adab yang pertama dan utama , yaitu filsafat kedudukannya sangat tinggi namun setinggi-tingginya filsafat tidak boleh melebihi spiritual atau setinggi-tinggi olah pikir tidak boleh melebihi keyakinan. Jika filsafat tidak berlandaskan spiritual, maka akan muncul pertanyaan tentang kebenaran adanya Tuhan dan menentang  kekuasaan Tuhan maka untuk menghindari hal tersebut sebelum memulai berfilsafat kita harus banyak istighfar. Jika kita memikirkan 1 langkah filsafat, maka kita harus memikirkan 10 langkah tentang spiritual. Ada sebuah cerita mengenai hubungan antara filsafat dan berdoa. Suatu ketika Pak Marsigit kedatangan tamu seorang professor, matematikawan yang hebat, ikut merancang program luar angkasa juga. Beliau memberikan kuliah umum (stadium general). Kemudian sang professor mengikuti perkuliahan Pak Marsigit. Di tengah perjalanan pulang menuju hotel, sang professor bertanya kepada Pak Marsigit.
Professor         :  “Marsigit, apa hubungannya berdoa dengan Matematika?
Pak Marsigit    : “kenapa?”
Profesor           : “mengapa setiap memulai perkuliahan diawali dengan berdoa dan juga diakhiri dengan doa? Apa hubungannya dengan Matematika?”
Pak Marsigit    : “Apakah kamu tidak percaya terhadap Tuhan?”
Professor         : “No.”
Pak Marsigit    : “Mengapa kamu tidak percaya dengan Tuhan?”
Professor         : “Because I don’t understand.”
Dari percakapan tersebut, Pak Marsigit menjelaskan bahwa untuk bertemu dengan Tuhan, kita tidak cukup dengan dipikirkan karena untuk bertemu Tuhan itu lewat hati dan lewat keyakinan. Jika kita ingin bertemu Tuhan hanya lewat pikiran, maka kita tidak akan bertemu. Itulah bahayanya jika belajar filsafat tanpa dilandasi dengan doa dan spiritual. Jadi, setinggi-tingginya olah pikir tidak akan mengerti seluk beluk hati kita. Seluk beluk hati itu termasuk cinta dan kasih sayang. Sehebat-hebatnya cinta kita, kita tidak akan pernah selesai menjelaskannya.
Adab filsafat yang kedua adalah filsafat itu hidup. Cara mempelajari filsafat itu dengan metode hidup. Contohnya adalah Pak Marsigit belum bisa selesai menjelaskan cinta Pak Marsigit kepada istrinya. Karena metode filsafat hidup, maka ada hidup yang sehat dan hidup yang tidak sehat, hidup yang bahagia dan hidup yang susah. Begitu juga dengan filsafat, ada filsafat yang sehat dan ada yang tidak sehat, ada filsafat bahagia dan tidak susah. Contoh hidup yang tidak bahagia secara pikiran. Pikiran itu urusan manusia, urusan manusia itu urusan dunia, urusan yang tampak. Jika menyebut hati, maka dapat juga berarti keyakinan, spiritual, ketuhanan atau agama.
·         Bahasa yang dipakai berfilsafat adalah bahasa analog, bahasa yang lebih tinggi dari sekedar kiasan. Contohnya yaitu Si anu tadi hampir jatuh kepeleset. Kata “anu” adalah termasuk kiasan.
·         Hidup yang tidak sehat antara lain. jika sakit. Hilang sekonyong-konyong tanpa pemberitahuan, datang tanpa pemberitahuan, tergesa-gesa, terpaksa, memaksa, sakit, tidak lengkap.
·         Hidup yang sehat antara lain orangnya beradab artinya berusaha mengenal tata cara dan sopan santun. Maka filsafat yang sehat itu filsafat yang beradab. Maka untuk berfilsafat yang sehat, maka harus mengetahui bertata cara.
·         Metode hidup yang dikenal dalam berfilsafat. Alat untuk berfilsafat adalah analog. Objek yang dipelajari dalam berfilsafat adalah apa yang ada dan yang mungkin ada. Dimana kita mencari sesuatu yang mungkin ada? Yang ada merupakan yang dapat dirasa, dilihat, didengar dan dipikirkan. Yang ada itu sudah diketahui, yang mungkin ada itu yang belum diketahui. Contoh, nama cucu Pak Marsigit, untuk saat ini mungkin ada di pikiran kita. Jika namanya sudah disebutkan maka itu sudah ada.
·         Metode hidup diperhatikan dari kita lahir hingga mati.
Adab ketiga orang berfilsafat itu harus menjernihkan pikiran. Untuk menjernihkan pikiran, tubuh harus bersih. Berpikir dengan jernih dalam filsafat disebut dengan piure atau tidak prejukdis, tidak ada kebencian. Filsafat itu bukan aliran sesat, berfilsafat itu olah pikir yang refleksif dan sebelum berfilsafat diwajibkan berdoa agar tidak sesat. Jangan coba-coba berfilsafat untuk membongkar kitab suci atau untuk yang lainnya.
Metode hidup belajar dari karena filsafat. Filsafat (olah pikir) ada referensi kalau dinaikkan jadi spiritual, spiritual itu ada kitab sucinya kalau diturunkan jadi ilmu bidang dan ada buku pintarnya kalau diturunkan lagi jadi kegiatan-kegiatan dan ada petunjuk-petunjuk teknisnya, berjenjang. Metode berfilsafat itu berkaitan dengan pikiran manusia yang disebut terjemah dan diterjemahkan atau dalam bahasa yunani hermenetika. Hermenetika adalah menterjemahkan dan diterjemahkan, artinya berinteraksi yang refleksif. Filsafat merupakan olah pikir yang refleksif, maka berfilsafat itu berinteraksi yang refleksif. Kata hermenetika berasal dari kata dewa hermen (dahulu bangsa yunani belum mengenal agama). Dewa hermen dianggap oleh bangsa romawi kuno sebagai dewa yang mengerti bisikan Tuhan dan menyampaikannya ke orang-orang Yunani. Terjemah dan menterjemahkan maka setiap hal di dunia ini sifatnya berinteraksi dengan yang lainnya. Jangan dikira tumbuhan tidak berinteraksi dengan lingkungan, hewan pun berinteraksi. Material pun saling terjemah dan menterjemahkan. Batu pun beinteraksi dengan panas, air dan udara sehingga berubah. Interaksi dalam pembelajaran filsafat ini dijamin dengan cara membaca elegi-elegi di http://powermathematics.blogspot.com.  
Ciri-ciri orang sehat adalah orang yang mengerti aturan. Adab hidup yang sehat. Hidup yang sehat  secara filsafat adalah hidup yang harmoni, hidup yang seimbang antara unsur-unsurnya. Contoh hidup yang seimbang adalah jika kita punya uang 2juta maka wajar jika kita membelanjakan uang 500ribu. Contoh yang tidak seimbang adalah jika kita punya uang 500ribu tetapi ingin membeli barang seharga 900ribu sehingga uang yang kita miliki kurang.
Harmoni itu identik dengan hidup bahagia begitu sebaliknya. Diam itu tidak seimbang karena sumbunya adalah sumbu ikhtiar dan sumbu usaha serta sumbu keikhlasan. Keikhlasan menerima di dalam ikhtiar yang mengerti aturan-aturan dalam kerangka spiritualnya. Mementingkan kehidupan di dunia saja tidak seimbang karena kehidupan itu sumbunya dunia dan akhirat. Jadi, untuk hidup seimbang harus memikirkan dunia dan akhirat. Jangan dikira berfilsafat hanya sekali langkah, sekali gempur langsung runtuh, itu tidak seperti itu.
Hidup beradab selanjutnya adalah jangan berpikir “noway”. Jangan berpikir kita di sini duduk manis dan bersiap menerima filsafat dari Pak Marsigit. Karena hal itu berarti bukan metode hidup. Karena metodenya hidup, maka diri sendiri yang menghidup-hidupkannya. Hidupkan filsafat dari diri sendiri dengan cara berikhtiar, berinteraksi, membaca elegi, membaca buku-buku, dan membuat komentar. Sebenarnya adab berfilsafat adalah kita berinteraksi refleksif di dalam kita berpikir refleksif.
Adab berfilsafat yang selanjutnya adalah dimulai dengan pertanyaan. Berfilsafat itu dimulai dengan kekaguman tetapi bukan kagum dengan hal-hal yang besar tapi kagum dengan hal-hal yang kecil, misalnya ada cicak berlari, bagaimana dua ekor cicak bercinta. Berfilsafat itu adalah harus mampu berangkat dari hal-hal yang sepele, yang dianggap oleh orang umum tidak ada manfaatnya.
 Ringkasan pertanyaan:
a.       Kenapa kupu-kupu yang indah berasal dari ulat yang menyeramkan?
Jawaban: karena itu hokum alam, hokum sebab-akibat
b.      Bagaimana tumbuhan mempertahankan hidupnya?
Jawaban: menggunakan hukum alam. Hokum itu berdimensi mulai hokum pada materialnya sampai hokum pada spiritualnya. Kalau hokum alam dalam ranah pikiran itu sesuai dengan ilmu pengetahuan alam (ilmu biologi)
Adab berikutnya bersopan santun terhadapa ruang dan waktu adalah bersopan santun terhadap  yang ada dan yang mungkin ada. Salah satu contohnya adalah menyadari orang yang ada di sekitar kita, jangan sampai mendapat akibat dari tingkah kita.
c.       Apakah guna berfilsafat dalam pendidikan Matematika?
Jawaban: jika kamu bertanya apa gunanya berfilsafat, maka hal itu sama saja dengan bertanya apa gunanya berpikir karena filsafat adalah olah pikir yang refleksif.
d.      Ada 2 macam berfilsafat
-          Jika engkau yang pikirkan itu bukan dirimu sendiri, pertanyaannya bagaimana engkau memahami orang lain tersebut.
-          Jika itu tentang dirimu sendiri, masalah filsafatnya adalah bagaimana engkau mampu menjelaskannya pada orang lain.
e.       Apa kaitannya filsafat dengan pembelajaran matematika?
Jawaban: persamaannya adalah sama-sama berpikir
f.       Apa hakikat rumput yang bergoyang?
Jawaban: dia ikut bersenang-senang, ikut gembira, ikut seidh, dll.
g.      Apakah hakikatnya roda yang berputar?
Jawaban: berputar adalah bergerak, ada sesuatu yang berubah namun ada sesuatu yang tetap seperti pusat lingkaran, jari-jari, maka berfilsafat itu berlaku adil melihat yang tetap dan berubah namun jika Anda tidak melihat itu maka Anda akan hidup secara sadar, secara parsial, hidup secara parsial itu sumber hidup yang tidak bahagia, maka dari itu hidup harus yang harmonis.
h.      Mengapa seseorang berpikir bahwa didinya paling benar?
Jawaban: filsafat itu tidak jauh dari diri kita sendiri, maka kita harus melihat diri kita sendiri.
i.        Apa hakikat kehilangan?
Jawaban: kehilangan adalah terlepasnya kuasamu terhadap obyek yang kamu maksud, kamu tidak kuasa lagi untuk menggunakannya.
Apa hakikat memiliki?
Jawaban: memiliki adalah kuasa menggunkannya. Apa pun yang sudah terjadi, itu adalah takdir dan itu yang terbaik padamu.
j.        Mengapa menyampaikan matematika yang seyogyanya mudah menjadi sulit?
Jawaban: karena Anda menggunakan kata menyampaikan sedangkan Pak Marsigit tidak menyampaikan filsafat begitu juga Anda tidak memberikan Matematika karena seyogyanya biarkan Anda membangun filsafat dan begitu juga biarkan mereka membangun Matematikanya
k.      Apakah filsafat mempengaruhi keyakinan diri?
Jawaban: dibalik. Hendaknya keyakinan diri mempengaruhi orang dalam berfilsafat karena filsafat itu adalah pribadi dan untuk diri sendiri. Olah pikir Anda hendaknya diwarnai dengan keyakinan Anda karena pikiran Anda tidak akan pernah sampai memikirkan keyakinan Anda.
l.        Apakah hubungan daun yang bergoyang dengan Matematika?
Jawaban: seluruh hal di dunia ini sama-sama kita pikirkan.
m.    Apakah kucing yang hamil dapat memperoleh makanan? Bagaimana jika tidak mendapat makanan?
Jawaban: dalam hukum filsafat, semua itu sangat mudah. Itulah sifat dari suatu obyek.
n.      Apakah cinta itu terbatas?
Jawaban: cinta itu terbatas karena segala sesuatunya akan dibatasi oleh ruang dan waktu, dalam filsafat itu kita peduli terhadap batas-batas tersebut. Contohnya mencintai sesama manusia. Pak Marsigit mencintai mahasiswanya, namun rasa cinta itu berbeda dengan rasa cinta Pak Marsigit terhadap istrinya karena cintanya terhadap mahasiswa adalah rasa kasih sayang.
o.      Kekaguman terhadap orang tua itu termasuk adab yang bagaimana? Apa yang dimaksud dengan kagum?
Jawaban: kagum tidak memikirkannya itu adalah mitos. Filsafat itu musuhnya mitos karena filsafat mencari logos (ilmu).